Gambar Sampul Ekonomi · Bab I Ketenagakerjaan dan Pengangguran
Ekonomi · Bab I Ketenagakerjaan dan Pengangguran
Chumidatus

23/08/2021 13:04:24

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Hukum Dasar Kimia

i

EKONOMI 2

Chumidatus Sa’dyah dan Dadang Argo P.

Kelas XI Kelas XI

Kelas XI Kelas XI

Kelas XI

SMA SMA

SMA SMA

SMA

dan MAdan MA

dan MAdan MA

dan MA

ii

Kimia Kelas X SMA dan MA

EKONOMI 2

EKONOMI 2

EKONOMI 2

EKONOMI 2

EKONOMI 2

Kelas XI IPS SMA dan MA

PenulisPenulis

PenulisPenulis

P e n u l i s

: Chumidatus Sa’diyah

Dadang Argo P.

Penelaah

Penelaah

Penelaah

Penelaah

Penelaah

: Ajang Mulyadi

EditorEditor

EditorEditor

Editor

: Nukman Hanafi & Asti Yulia

Desain Sampul

Desain Sampul

Desain Sampul

Desain Sampul

Desain Sampul

: Guyun Slamet

Ilustrator

Ilustrator

Ilustrator

Ilustrator

I l u s t r a t o r

: Toto Rianto & Rochman Suryana

Perwajahan

Perwajahan

Perwajahan

Perwajahan

Perwajahan

: M. Hari Sur

Ukuran Buku

Ukuran Buku

Ukuran Buku

Ukuran Buku

Ukuran Buku

: 17,5 x 25 cm

330.07

CHU

CHUMIDATUS Sa’dyah

m

Ekonomi 2 : Untuk Kelas XI SMA dan MA

/ penulis,

Chumidatus Sa’dyah, Dadang Argo P ;

editor, Nukman Hanafi, Asti Yulia ; illustrator, Toto Rianto,

Rochman Suryana.

-- Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan

Nasional, 2009.

vii, 351 hlm. : ilus. ; 25 cm.

Bibliografi : hlm. 345-346

Indeks

ISBN 978-979-068-700-4 (nomor jilid lengkap)

ISBN 978-979-068-707-3

1.. Ekonomi-Studi dan Pengajaran I. Judul

II. Dadang Argo P III. Asti Yuli IV. Toto Rianto

V. Rochman Suryana

Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional

dilindungi Undang-undang

Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional

dari Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.

Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2009

Diperbanyak oleh ....

Hukum Dasar Kimia

iii

K A T A S A M B U T A N

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat

dan karunia-Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan

Nasional, pada tahun 200

9

, telah membeli hak cipta buku teks pelajaran

ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan kepada masyarakat

melalui situs internet (

website

) Jaringan Pendidikan Nasional.

Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang

memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses

pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

22 Tahun 2007.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada para penulis/penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak

cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk

digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh Indonesia.

Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya

kepada Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (

down

load

)

,

digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh

masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang bersifat komersial harga

penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh

Pemerintah. Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih

mudah diakses sehingga siswa dan guru di seluruh Indonesia maupun

sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan

sumber belajar ini.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini.

Kepada para siswa kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah

buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu

ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami

harapkan.

Jakarta, Juni 2009

Kepala Pusat Perbukuan

iv

Kimia Kelas X SMA dan MA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah

melimpahkan rahmat-Nya, sehingga buku pelajaran Ekonomi ini dapat kami

selesaikan tepat pada waktunya.

Buku pelajaran Ekonomi ini disusun berdasarkan kurikulum, yang dalam

mata pelajaran Ekonomi memiliki tujuan memberikan beberapa kemampuan

kepada peserta didik, yaitu kemampuan-kemampuan untuk:

1.

memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengaitkan peristiwa dan

masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi

di lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara;

2.

menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang

diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi;

3.

membentuk sikap bijak, rasional, dan bertanggung jawab dengan

memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen,

dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga,

masyarakat, dan negara;

4.

membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilai-nilai sosial

ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional

maupun internasional.

Sejalan dengan tujuan tersebut, buku ini disusun dengan memiliki beberapa

karakteristik, sebagai berikut:

1.

Bahasa mudah dipahami

Buku pelajaran ekonomi ini disusun dengan bahasa yang mudah

dipahami sehingga memudahkan siswa mendalami materi yang dibahas.

2.

Merangsang berpikir kritis

Untuk merangsang siswa berpikir kritis, buku ini disusun dengan cara

menyajikan kasus-kasus menarik untuk dibahas dan diperdebatkan

siswa.

3.

Merangsang berpikir terbuka

Hampir segala hal di dunia ini berubah. Buku ini merangsang siswa

untuk selalu berpikir terbuka, tidak kaku dan bisa menerima perubahan.

Caranya, melalui rubrik aktivitas siswa, siswa didorong mengemukakan

ide dan gagasan baru.

4.

Contoh dan peristiwa up to date

Setiap pembahasan materi buku ini berupaya menggunakan contoh-

contoh dan peristiwa yang up to date, yang sesuai dengan perkembangan

zaman.

Hukum Dasar Kimia

v

5.

Penjelasan utuh dan lengkap

Adakalanya siswa sulit memahami suatu rumus karena tidak

mendapatkan penjelasan yang utuh dan lengkap. Buku ini berusaha

memberikan penjelasan secara utuh dan lengkap tentang suatu konsep

atau rumus.

6.

Analisis matematik

Untuk mempermudah siswa memahami konsep-konsep tertentu yang

terkadang membingungkan, buku ini memberikan jalan keluar dengan

cara menyajikan analisis matematik yang jelas. Sebagai contoh: pada

pembahasan mengenai PDB dan PNB siswa memperoleh keterangan

jelas tentang keduanya berkat adanya analisis matematik.

7.

Materi akuntansi terstruktur

Materi akuntansi disajikan secara terstruktur agar mudah dipahami

siswa. Bahasa yang sederhana, tingkat kesukaran materi, dan soal yang

telah diukur, ikut membantu siswa memahami materi akuntansi dengan

baik.

Akhir kata, kritik dan saran sangat dinantikan demi perbaikan buku ini.

Bandung, Juni 2007

Penulis

vi

Kimia Kelas X SMA dan MA

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN

KATA SAMBUTAN

KATA SAMBUTAN

KATA SAMBUTAN

KATA SAMBUTAN

iii

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

iv

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

v

Bab I

Ketenagakerjaan dan Pengangguran

Ketenagakerjaan dan Pengangguran

Ketenagakerjaan dan Pengangguran

Ketenagakerjaan dan Pengangguran

Ketenagakerjaan dan Pengangguran

1

A. Arti Kesempatan Kerja

3

B. Hubungan Jumlah Penduduk, Tenaga Kerja,

Angkatan Kerja, dan Pengangguran

4

C. Macam Pengangguran

5

D. Dampak Pengangguran

7

E. Cara Mengatasi Pengangguran

8

F.

Upaya Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja

11

G. Sistem Upah

12

Bab II

Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi serta

Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi serta

Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi serta

Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi serta

Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi serta

Pembangunan Nasional

Pembangunan Nasional

Pembangunan Nasional

Pembangunan Nasional

Pembangunan Nasional

2 3

A. Pengertian Pembangunan Ekonomi dan Perbedaannya

dengan Pertumbuhan Ekonomi

25

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi

29

C. Pertumbuhan Ekonomi di Negara Maju dan Negara

Berkembang

31

D. Teori Pertumbuhan Ekonomi

35

E. Pembangunan Nasional

42

Bab III

APBN, APBD, dan Kebijakan Fiskal

APBN, APBD, dan Kebijakan Fiskal

APBN, APBD, dan Kebijakan Fiskal

APBN, APBD, dan Kebijakan Fiskal

APBN, APBD, dan Kebijakan Fiskal

5 7

A. Keuangan Negara

59

B. APBN

59

C. APBD

75

D. Kebijakan Fiskal

84

E. Pajak

87

Bab IV

Pasar Uang dan Pasar Modal

Pasar Uang dan Pasar Modal

Pasar Uang dan Pasar Modal

Pasar Uang dan Pasar Modal

Pasar Uang dan Pasar Modal

1 1 9

A. Pasar Uang

121

B. Pasar Modal

125

Hukum Dasar Kimia

vii

Bab V

Perdagangan Internasional

Perdagangan Internasional

Perdagangan Internasional

Perdagangan Internasional

Perdagangan Internasional

dan Perekonomian Terbuka

dan Perekonomian Terbuka

dan Perekonomian Terbuka

dan Perekonomian Terbuka

dan Perekonomian Terbuka

1 5 3

A. Arti dan Manfaat Perdagangan Internasional

155

B. Faktor-Faktor Yang Mendorong Terjadinya

Perdagangan Internasional

157

C. Teori Keunggulan Mutlak (Absolut) dan

Teori Keunggulan Komparatif

158

D. Kebijakan Perdagangan Internasional

161

E. Devisa

168

F.

Kurs (Rate Of Exchange)

170

G. Cara Pembayaran Internasional

183

H. Alat Pembayaran Internasional

186

Bab VI

Akuntansi sebagai Sistem Informasi

Akuntansi sebagai Sistem Informasi

Akuntansi sebagai Sistem Informasi

Akuntansi sebagai Sistem Informasi

Akuntansi sebagai Sistem Informasi

2 0 3

A. Sejarah Perkembangan Akuntansi

205

B. Definisi Akuntansi

206

C. Kualitas Informasi Akuntansi

206

D. Proses Akuntansi

207

E. Beberapa Pemakai Informasi Akuntansi

dan Kegunaan Informasi Akuntansi

208

F.

Bidang-Bidang Akuntansi

210

G. Profesi Akuntansi

212

H. Etika Profesi Akuntan

213

Bab VII

Dasar Hukum dan Pelaksanaan Akuntansi

Dasar Hukum dan Pelaksanaan Akuntansi

Dasar Hukum dan Pelaksanaan Akuntansi

Dasar Hukum dan Pelaksanaan Akuntansi

Dasar Hukum dan Pelaksanaan Akuntansi

2 2 3

A. Dasar Hukum Pelaksanaan Akuntansi di Indonesia

225

B. Asumsi dan Konsep Dasar Penyusunan

Laporan Keuangan

227

C. Laporan Keuangan

229

D. Penggolongan Akun

232

Bab VIII

Struktur Dasar Akuntansi

Struktur Dasar Akuntansi

Struktur Dasar Akuntansi

Struktur Dasar Akuntansi

Struktur Dasar Akuntansi

2 4 5

A. Penggolongan Perusahaan

247

B. Transaksi Keuangan

248

C. Persamaan Akuntansi

248

D. Laporan Keuangan Berdasarkan Persamaan Akuntansi 253

Bab IX

Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

2 6 9

A. Tahap Pencatatan

271

B. Tahap Pengikhtisaran

281

C. Tahap Pelaporan Keuangan

312

viii

Kimia Kelas X SMA dan MA

Ketenagakerjaan dan Pengangguran

1

Ketenagakerjaan

dan Pengangguran

Ketenagakerjaan dan Pengangguran

1

BB

BB

B

ab Iab I

ab Iab I

ab I

Setelah mengikuti pembelajaran, siswa dapat:

1.

mendeskripsikan angkatan kerja, tenaga kerja, dan kesempatan kerja;

2.

membedakan angkatan kerja, tenaga kerja, dan kesempatan kerja;

3.

mendeskripsikan pengangguran;

4.

mengidentifikasi jenis-jenis pengangguran dan sebab-sebabnya;

5.

mendeskripsikan cara-cara mengatasi masalah pengangguran.

Sumber:Sumber:

Sumber:Sumber:

Sumber:

www.elsam.or.id/asasi_more.php?id=194_0_3_0

TUJUAN PEMBELAJARAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

2

Ekonomi Kelas XI SMA dan MA

PETA KONSEP

Bukan Angkatan Kerja

P

E

N

D

U

D

U

K

Bukan Tenaga Kerja

Upaya Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja

Tenaga Kerja

Angkatan Kerja

Pekerja

Sistem Upah

Pengangguran

Jalur Formal

Jalur Nonformal

Ketenagakerjaan dan Pengangguran

3

N

egara manapun pasti menghadapi masalah ketenagakerjaan. Apalagi

negara seperti Indonesia yang hampir hancur diterjang badai krisis

ekonomi pada tahun 1997. Krisis ekonomi menyisakan banyak kepedihan

bagi masyarakat, di antaranya membludaknya jumlah pengangguran akibat

banyaknya perusahaan yang memberhentikan (PHK) karyawannya. Masalah

ketenagakerjaan semakin menarik karena berkaitan dengan banyak aspek.

Salah satunya berkaitan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi, dan

pembangunan ekonomi, serta tingkat kriminalitas. Untuk mendapatkan

gambaran yang lengkap, berikut ini kita akan membahas tentang

ketenagakerjaan dan pengangguran.

A. Arti Kesempatan Kerja

Masalah ketenagakerjaan sangat berkaitan dengan kesempatan kerja.

Jumlah tenaga kerja yang tinggi harus diimbangi dengan luasnya kesempatan

kerja. Jumlah tenaga kerja yang banyak tetapi tidak diimbangi dengan

kesempatan kerja yang luas, akan mengakibatkan meningkatnya angka

pengangguran.

Kesempatan kerja bisa diartikan

sebagai suatu keadaan yang

menunjukkan tersedianya lapangan

kerja yang siap diisi oleh pencari

kerja. Dari pengertian ini bisa

disimpulkan bahwa kesempatan

kerja sesungguhnya merupakan

permintaan akan tenaga kerja (

de-

mand for labour

) yang datang dari

pihak-pihak yang membutuhkan

tenaga kerja, seperti perusahaan dan

kantor-kantor pemerintah.

Pihak pencari kerja disebut juga

pihak penawar kerja, yakni pihak

yang mencari pekerjaan. Pihak

pencari kerja dengan pihak yang

membutuhkan tenaga kerja akan

bertemu di pasar tenaga kerja. Mengenai pasar tenaga kerja bisa kalian

baca secara lengkap pada bab lain.

Di Indonesia, kesempatan kerja mengalami penurunan drastis akibat

krisis ekonomi tahun 1997. Banyaknya karyawan yang di-PHK merupakan

bukti menciutnya lapangan kerja pada saat krisis ekonomi. Pada saat itu,

pengangguran telah meningkat kurang lebih 21 %. Dengan demikian,

Gambar 1.1:

Gambar 1.1:

Gambar 1.1:

Gambar 1.1:

Gambar 1.1:

Perusahaan membutuhkan

tenaga kerja

Sumber:Sumber:

Sumber:Sumber:

Sumber: CD Photo Image

4

Ekonomi Kelas XI SMA dan MA

Tenaga Kerja

(Penduduk Usia Kerja)

Bukan Tenaga kerja

(Penduduk Bukan

Usia Kerja)

Angkatan Kerja

Pekerja

Pekerja Penuh

Setengah

menganggur

Pengangguran

Struktural

Teknologi

Musiman

Friksional

Menurut Jam

Kerja

Menurut

pendapatan

Menurut

Produkvitas

Menurut Jenis

Pekerjaan

Bukan Angkatan Kerja

P

E

N

D

U

D

U

K

pemerintah harus berusaha keras memperluas kesempatan kerja untuk

mengurangi angka pengangguran. Salah satu ukuran keberhasilan pemerintah

bisa dilihat dari sukses tidaknya pemerintah menangani masalah ini.

B. Hubungan Jumlah Penduduk, Tenaga Kerja,

Angkatan Kerja, dan Pengangguran

Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan ketenagakerjaan, yakni

jumlah penduduk, tenaga kerja dan pengangguran. Istilah-istilah tersebut

memiliki hubungan satu sama lain dan dapat digambarkan dalam bagan

berikut ini:

Bagan tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.

Penduduk suatu negara dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Tenaga kerja, yakni penduduk yang dianggap sanggup bekerja bila

ada permintaan kerja. Mereka adalah penduduk yang berusia antara

15 tahun sampai dengan 64 tahun (UU No. 20 Tahun 1999).

b. Bukan tenaga kerja, yakni penduduk yang dianggap tidak mampu

bekerja. Mereka adalah penduduk yang berusia di bawah 15 tahun

dan di atas 64 tahun, anak-anak dan lansia (lanjut usia) termasuk

dalam kelompok ini.

2.

Tenaga kerja dibagi lagi menjadi dua kelompok (usia 15 tahun sampai

dengan 64 tahun)

a. Angkatan kerja yakni kelompok tenaga kerja (usia 15 sampai dengan

64 tahun) yang ingin bekerja. Mereka selalu berusaha mencari

pekerjaan.

Gambar 1.2.

Gambar 1.2.

Gambar 1.2.

Gambar 1.2.

Gambar 1.2.

Bagan hubungan jumlah penduduk, tenaga kerja, angkatan

kerja, dan pengangguran.

Ketenagakerjaan dan Pengangguran

5

b. Bukan angkatan kerja, yakni kelompok tenaga kerja yang tidak

bersedia bekerja walaupun ada kesempatan kerja. Contohnya:

pelajar, mahasiswa, dan ibu rumah tangga.

3.

Angkatan kerja dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Pekerja (

employment

), yakni kelompok angkatan kerja yang sudah

mendapat pekerjaan.

b. Pengangguran (

unemployment

), yakni kelompok angkatan kerja

yang belum mendapat pekerjaan.

4.

Pekerja (

employment

) dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Pekerja penuh (

full employment

), yakni pekerja yang bekerja dengan

memenuhi kriteria berikut:

1) Lama kerja minimal 40 jam per minggu.

2) Besar pendapatan minimal sama dengan UMR (Upah Minimum

Regional).

3) Jenis pekerjaan sesuai dengan pendidikan atau keahliannya.

b. Setengah menganggur, yakni pekerja yang bekerja tapi tidak

memenuhi kriteria pekerja penuh, kelompok setengah menganggur

dibagi menjadi tiga kelompok, yakni:

1) Setengah menganggur menurut jam kerja, yaitu pekerja yang

bekerja kurang dari 40 jam per minggu.

2) Setengah menganggur berdasar pendapatan, yaitu pekerja yang

menerima pendapatan lebih kecil dari UMR tempat dia bekerja.

3) Setengah menganggur menurut produktivitas, yaitu pekerja

yang produktivitasnya di bawah standar perusahaan. Pada

umumnya, pekerja yang baru masuk dan pekerja dengan cacat

tertentu termasuk kelompok ini.

C. Macam Pengangguran

Ada beberapa macam pengangguran yang digolongkan berdasarkan

lama waktu kerja dan penyebab terjadinya.

1. Macam Pengangguran Berdasarkan Lama

Waktu Kerja

Pengangguran berdasarkan lama waktu kerja, terdiri atas:

a.

Pengangguran terbuka

(

open unemployment

), yakni tenaga kerja yang

benar-benar tidak memiliki pekerjaan (sama sekali tidak bekerja).

6

Ekonomi Kelas XI SMA dan MA

Pengangguran ini terjadi karena tidak adanya lapangan kerja atau karena

ketidaksesuaian lapangan kerja dengan latar belakang pendidikan dan

keahlian tenaga kerja.

b.

Setengah menganggur

(

under unemployment

), yakni tenaga kerja yang

bekerja, tetapi bila diukur dari sudut jam kerja, pendapatan,

produktivitas dan jenis pekerjaan tidak optimal.

c.

Pengangguran terselubung

(

disguised unemployment

), yakni tenaga

kerja yang bekerja tapi tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan

atau keahliannya. Misalnya, seorang lulusan S1 pertanian bekerja sebagai

tenaga pembukuan, atau seorang insinyur teknik bekerja sebagai

pelayan restoran.

2. Macam Pengangguran Berdasarkan Penyebab

Terjadinya

Pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya, terdiri atas:

a.

Pengangguran struktural

, yakni pengangguran yang disebabkan oleh

terjadinya perubahan struktur perekonomian. Misalnya, perubahan

struktur dari agraris ke industri, perubahan ini menuntut tenaga kerja

memiliki keterampilan tertentu (misal keterampilan mengoperasikan

mesin teknologi modern) untuk bisa bekerja di sektor industri. Tenaga

kerja yang tidak memiliki keterampilan tersebut akan ditolak oleh sektor

industri sehingga terjadilah pengangguran.

b.

Pengangguran konjungtural (siklikal)

, yakni pengangguran yang

disebabkan oleh pergerakan naik turunnya kegiatan perekonomian

suatu negara. Ada masa pertumbuhan (naik), masa resesi (turun) dan

masa depresi (turun). Pada masa resesi dan depresi, masyarakat

mengalami penurunan daya beli sehingga permintaan terhadap barang

dan jasa juga menurun. Penurunan ini mengharuskan produsen

mengurangi produksi barang dan jasa, di antaranya dengan cara

mengurangi jumlah pekerja sehingga terjadilah pengangguran. PHK

yang terjadi karena krisis ekonomi tahun 1997 di Indonesia adalah

contoh pengangguran siklikal.

c.

Pengangguran friksional

, yakni pengangguran yang disebabkan oleh

pergeseran (friksi) pekerja yang ingin bergeser (berpindah) dari satu

perusahaan ke perusahaan lain dalam rangka mencari pekerjaan yang

lebih bagus dan cocok. Sementara mencari pekerjaan baru, pekerja

menganggur untuk sementara waktu sambil mencari pekerjaan yang

diinginkan. Oleh karena itu, pengangguran friksional disebut juga

pengangguran sukarela (

voluntary unemployment

), karena terjadi

karena keinginan pekerja sendiri.

Ketenagakerjaan dan Pengangguran

7

d.

Pengangguran musiman

, yakni pengangguran yang disebabkan oleh

perubahan musim atau perubahan permintaan tenaga kerja secara berkala.

Pada umumnya, setelah panen, petani akan menganggur sambil menunggu

masa tanam. Contoh lain misalnya pada masa pembangunan gedung,

tukang bangunan bisa bekerja. Tetapi bila gedung telah selesai dibangun,

tukang bangunan menjadi pengangguran musiman sambil menunggu

pembangunan berikutnya.Kebutuhan manusia sangat bermacam-macam.

Kebutuhan tersebut dapat digolongkan, sebagai berikut.

D. Dampak Pengangguran

Pengangguran sangat berdampak pada kehidupan perekonomian dan

kehidupan sosial masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang menurun, dan

bahkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang menurun adalah salah satu

dampak pengangguran. Berikut ini beberapa dampak pengangguran

terhadap perekonomian dan kehidupan sosial:

1. Menurunkan Aktivitas Perekonomian

Pengangguran menyebabkan turunnya daya beli masyarakat. Daya beli

masyarakat yang menurun menyebabkan turunnya permintaan terhadap

barang dan jasa. Hal ini mengakibatkan para pengusaha dan investor tidak

bergairah melakukan perluasan dan pendirian industri baru sehingga

aktivitas perekonomian menjadi turun.

2. Menurunkan Pertumbuhan Ekonomi dan

Pendapatan Per Kapita

Orang yang tidak bekerja (menganggur) tidak akan menghasilkan

barang dan jasa. Itu berarti semakin banyak orang yang menganggur maka

PDB (Produk Domestik Bruto) yang dihasilkan akan menurun. PDB yang

menurun akan menyebabkan turunnya pertumbuhan ekonomi sekaligus

turunnya pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita juga turun karena

pendapatan per kapita diperoleh dengan rumus:

PDB tahun x

J

umlah

p

enduduk tahun x

Usia

15-24 Th 25-34 Th 35-44 Th

45-54Th 55 Th Total

ke atas

Jumlah

pengangguran

terbuka

6.597.133 2.320.573

614.471 429.607 492.470

10.854.254

Diolah dari statistik Indonesia 2005/2006

8

Ekonomi Kelas XI SMA dan MA

KEGIATAN

1.1

Jika pendapatan per kapita turun maka tingkat kesejahteraan

masyarakat juga ikut menurun.

3. Meningkatkan Biaya Sosial

Pengangguran ternyata mengakibatkan meningkatnya biaya sosial.

Karena, pengangguran mengharuskan masyarakat memikul biaya-biaya

seperti biaya perawatan pasien yang stres (depresi) karena menganggur,

biaya keamanan dan biaya pengobatan akibat meningkatnya tidak

kriminalitas yang dilakukan oleh penganggur, serta biaya pemulihan dan

renovasi beberapa tempat akibat demonstrasi dan kerusuhan yang dipicu

oleh ketidakpuasan dan kecemburuan sosial para penganggur.

4. Menurunkan Tingkat Keterampilan

Dengan menganggur, tingkat keterampilan sesepramg akan menurun.

Semakin lama menganggur, semakin menurun pula tingkat keterampilan

seseorang.

5. Menurunkan Penerimaan Negara

Orang yang menganggur tidak memiliki penghasilan (pendapatan). Itu

berarti semakin banyak orang yang menganggur, akan semakin turun pula

penerimaan negara yang diperoleh dari pajak penghasilan.

Carilah dampak-dampak pengangguran selain yang telah

disebutkan di atas. Gunakan berbagai sumber tertulis maupun tidak

tertulis (wawancara).

E. Cara Mengatasi Pengangguran

Pengangguran ada beberapa macam, yaitu pengangguran struktural,

pengangguran konjungtural (siklikal), pengangguran friksional, dan

pengangguran musiman.

Ketenagakerjaan dan Pengangguran

9

Berikut ini akan diuraikan cara-cara mengatasi berbagai macam

pengangguran.

1. Cara Mengatasi Pengangguran Struktural

Pengangguran struktural terjadi karena perubahan struktur ekonomi,

misalnya dari agraris ke industri. Untuk mengatasi pengangguran struktural

bisa dilakukan cara-cara berikut:

a.

Memindahkan para pengangguran ke tempat yang lebih membutuhkan.

b.

Membuka pendidikan dan pelatihan bagi para pengangguran agar

dapat mengisi lowongan pekerjaan yang sedang membutuhkan.

c.

Mendirikan industri dan proyek-proyek padat karya untuk menampung

para penganggur.

d. Meningkatkan mobilitas (perputaran) modal dan tenaga kerja agar

mampu menyerap para penganggur.

e.

Menyadarkan masyarakat akan pentingnya menguasai teknologi mod-

ern dalam rangka menyesuaikan diri dengan perubahan struktur

perekonomian.

2. Cara Mengatasi Pengangguran Konjungtural

(Siklikal)

Pengangguran konjungtural terjadi karena naik turunnya kegiatan

perekonomian yang suatu saat mengakibatkan turunnya daya beli

masyarakat yang diikuti oleh turunnya permintaan terhadap barang dan

jasa. Untuk mengatasi pengangguran konjungtural, bisa dilakukan cara-cara

berikut:

a.

Meningkatkan daya beli masyarakat dengan membuka berbagai

proyek-proyek pemerintah.

b.

Mengarahkan masyarakat agar menggunakan pendapatannya untuk

membeli barang dan jasa sehingga permintaan terhadap barang dan

jasa meningkat.

c.

Menciptakan teknik-teknik pemasaran dan promosi yang menarik agar

masyarakat tertarik membeli barang dan jasa.

3. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional

Pengangguran friksional terjadi karena adanya pekerja yang ingin

pindah mencari pekerjaan yang lebih baik dan cocok di perusahaan lain.

Untuk mengatasi pengangguran ini bisa dilakukan dengan cara

10

Ekonomi Kelas XI SMA dan MA

menyediakan sarana informasi lowongan kerja yang cepat, mudah dan murah

kepada pencari kerja. Misalnya, dengan menempelkan iklan-iklan lowongan

kerja di tempat-tempat umum secara rutin.

4. Cara Mengatasi Pengangguran Musiman

Pengangguran musiman terjadi karena perubahan musim atau karena

perubahan permintaan tenaga kerja secara berkala. Cara yang dilakukan,

untuk mengatasi pengangguran musiman, antara lain:

a.

Memberikan latihan keterampilan yang lain seperti menjahit, mengelas,

menyablon dan membordir. Dengan demikian, mereka dapat bekerja

sambil menunggu datangnya musim tertentu.

b.

Segera memberikan informasi bila ada lowongan kerja di sektor lain.

“PHK dan Jumlah Pengangguran”

Seiring dengan kontraksi perekonomian yang sangat dalam pada

tahun 1997 -1998 jumlah pengangguran meningkat sebagai akibat terus

berlangsungnya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di

berbagai sektor. Tekanan yang berasal dari kenaikan biaya produksi

di satu sisi, dan melemahnya daya serap pasar domestik di sisi lain,

telah memaksa berbagai sektor mengurangi skala usaha. Dalam pada

itu, secara riil, upah minimum regional (UMR) mengalami penurunan

sebagai akibat tingginya inflasi.

Jumlah pengangguran terbuka (open unmployment) yang pada

tahun 1997 tercatat sebesar 4,3 juta orang pada tahun 1998 meningkat

menjadi 5,1 juta orang, atau 5,5 % dari jumlah angkatan kerja. Apabila

jumlah pengangguran terselubung (underemployment) sebesar 8,6 juta

orang diperhitungkan, jumlah pengangguran meningkat menjadi 13,7

juta orang. Walaupun kontraksi perekonomian cukup dalam. tingkat

pengangguran relatif rendah karena pekerja yang terkena PHK di

sektor formal pada umumnya segera beralih pekerjaan ke sektor in-

formal demi mempertahankan kelangsungan hidup. Dengan asumsi

bahwa setiap pekerja menanggung beban dua orang –seorang istri

dan seorang anak– meningkatnya pengangguran tersebut berdampak

pada hilangnya daya beli sebanyak 41,1 juta orang.

Dalam tahun 1998, sebanyak 831 perusahaan secara resmi

melakukan PHK terhadap 108.363 orang, sementara 91 perusahaan

I N F O

Ketenagakerjaan dan Pengangguran

11

masih dalam proses PHK dengan jumlah pekerja sebesar 13.323 or-

ang. Pada kenyataannya, angka tersebut dapat jauh lebih tinggi karena

banyak perusahaan yang tidak melaporkan proses PHK ke

Departemen Tenaga Kerja.

F. Upaya Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja

Fakta di lapangan sering menunjukkan kepada kita bahwa kualitas

tenaga kerja Indonesia harus ditingkatkan. Apalagi dalam menghadapi era

globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas yang memungkinkan masuknya

tenaga-tenaga kerja asing ke tanah air, maka pemerintah dan masyarakat

Indonesia mutlak harus meningkatkan kualitas tenaga kerjanya agar mampu

bersaing dengan tenaga kerja luar negeri. Sebagai gambaran, saat ini kualitas

tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri masih dianggap lebih

rendah dibanding kualitas tenaga kerja dari negara tetangga seperti Filipina.

Dengan bukti bahwa tenaga kerja Filipina dihargai (dibayar) beberapa kali

lipat lebih mahal dibanding tenaga kerja Indonesia. Oleh karena itu, sudah

selayaknya bila pemerintah dan masyarakat berupaya untuk meningkatkan

kualitas tenaga kerja.

Peningkatan kualitas tenaga kerja dapat dilakukan melalui:

1.

Jalur formal, seperti sekolah umum, sekolah kejuruan dan kursus-kursus.

2.

Jalur nonformal, yang terdiri atas:

a. Latihan kerja, yaitu kegiatan untuk melatih tenaga kerja agar

memiliki keahlian dan keterampilan di bidang tertentu sesuai

tuntutan pekerjaan. Dalam hal ini Departemen Tenaga Kerja sudah

mendirikan BLK (Balai Latihan Kerja) di setiap Daerah Tingkat II.

b. Magang, yaitu latihan kerja yang dilakukan langsung di tempat

kerja. Magang umumnya diselenggarakan oleh lembaga pendidikan

yang bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang dianggap

tepat sebagai tempat latihan kerja. Tujuannya, setelah magang siswa

menjadi tenaga kerja yang siap pakai. Kegiatan magang merupakan

bagian dari proses

Link and Match

(Keterkaitan dan Kecocokan).

c.

Meningkatkan kualitas mental dan spiritual tenaga kerja.

Untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja, tidak hanya

mengutamakan segi pengetahuan, keahlian dan keterampilan. Akan

tetapi, kualitas mental dan spiritual seperti: keimanan, kejujuran,

semangat kerja, kedisiplinan, terampil, inovatif, cerdas, bisa saling

12

Ekonomi Kelas XI SMA dan MA

KEGIATAN

1.2

menghargai dan bertanggung jawab juga perlu ditingkatkan juga

perlu ditingkatkan.

d. Meningkatkan pemberian gizi dan kualitas kesehatan

Tenaga kerja tidak mampu bekerja dengan baik bila kurang gizi

dan kurang sehat. Kurang gizi bahkan bisa menurunkan kualitas

otak (kecerdasan) yang justru sangat dibutuhkan dalam

menyelesaikan suatu pekerjaan. Dengan demikian, peningkatan

pemberian gizi dan kesehatan sangat dibutuhkan untuk

meningkatkan kualitas tenaga kerja.

e. Meningkatkan pengadaan seminar,

workshop

yang berkaitan

dengan pekerjaan tertentu.

Pada umumnya tenaga kerja pada level menengah ke atas seperti

kepala seksi, kepala bagian dan sejenisnya dapat meningkatkan

kualitas dirinya dengan mengikuti berbagai seminar workshop dan

sejenisnya. Peningkatan wawasan sangat berguna bagi tenaga kerja

pada level menengah ke atas, karena bisa digunakan untuk

membantu dalam pengambilan keputusan atau dalam pembuatan

rencana dan strategi.

Diskusikan hal berikut!

Sebagian ahli berpendapat bahwa untuk meningkatkan kualitas

tenaga kerja, pemerintah harus dapat merombak dan memperbaiki

kurikulum pendidikan sekolah agar sesuai dengan tuntutan dunia

kerja, atau sesuai dengan konsep

link and match

(keterkaitan dan

kecocokan) dengan kebutuhan dunia kerja. Setujukah kalian dengan

pendapat tersebut?

G. Sistem Upah

Upah merupakan kompensasi (balas jasa) yang diberikan kepada pekerja

karena telah memberikan tenaganya kepada perusahaan. Pembayaran upah

bisa dilakukan harian, mingguan atau bulanan.

Ada beberapa sistem upah yang bisa digunakan untuk menghitung upah

pekerja yaitu:

Ketenagakerjaan dan Pengangguran

13

1.

Sistem upah menurut waktu, yakni pemberian upah berdasarkan waktu

(lama) bekerja dari pekerja. Misalnya tukang bangunan dibayar per hari

Rp15.000,- bila dia bekerja 10 hari maka akan dibayar Rp150.000,-.

2.

Sistem upah menurut prestasi, yakni pemberian upah berdasarkan

prestasi (jumlah barang yang dihasilkan) pekerja. Semakin banyak jumlah

barang yang dihasilkan, semakin besar upah yang diterima pekerja.

3.

Sistem upah borongan, yakni pemberian upah berdasarkan kesepakatan

pemberian kerja dan pekerja. Misalnya, untuk membuat rumah ukuran

30 m x 10 m disepakati diborongkan dengan upah Rp30.000.000,- sampai

rumah tersebut selesai. Pembuatan rumah selain diborongkan bisa juga

dibayar dengan sistem upah menurut waktu, misalnya harian, dengan

tujuan agar pekerja bekerja lebih bagus dan hati-hati dalam membuat

rumah. Dengan demikian, umumnya jumlah upah harian yang

dibayarkan lebih mahal dibanding upah borongan.

4.

Sistem upah premi, yakni pemberian upah dengan mengombinasikan

sistem upah prestasi yang ditambah dengan premi tertentu. Misalnya

bila pekerja mampu menyelesaikan 50 boneka dalam 1 jam akan dibayar

Rp25.000,- dan kelebihan dari 50 boneka akan diberi premi misal Rp300,-

per boneka. Apabila seorang pekerja mampu membuat 70 boneka dia

akan menerima Rp25.000,- + (Rp300,- x 20) = Rp31.000-,.

5.

Sistem upah partisipasi, yakni pemberian upah khusus berupa sebagian

keuntungan perusahaan pada akhir tahun buku. Upah ini merupakan

bonus/(hadiah). Jadi, selain menerima upah seperti biasa, pada sistem

upah ini, pekerja akan menerima sejumlah upah lagi setiap akhir tahun

buku. Sistem upah partisipasi disebut juga sistem upah bonus.

6.

Sistem upah mitra usaha (

co Partnership

), yakni pemberian upah seperti

sistem upah bonus, bedanya upah tidak diberikan dalam bentuk uang

tunai tapi dalam bentuk saham atau obligasi. Dengan memberikan, saham

diharapkan pekerja lebih giat dan hati-hati dalam bekerja, karena mereka

juga merupakan pemilik perusahaan.

7.

Sistem upah indeks biaya hidup, yakni pemberian upah yang didasarkan

pada besarnya biaya hidup. Semakin naik biaya hidup, semakin naik

pula besarnya upah yang diberikan.

8.

Sistem upah skala berubah (

sliding scale

), yakni pemberian upah

berdasarkan skala hasil penjualan yang berubah-ubah. Apabila hasil

penjualan bertambah, jumlah upah yang diberikan juga bertambah,

demikian pula sebaliknya.

9.

Sistem upah produksi (

production sharing

), yakni pemberian upah

berdasarkan naik turunnya jumlah produksi secara keseluruhan. Bila

jumlah produksi naik 5%, upah juga naik 5%, demikian pula sebaliknya.

14

Ekonomi Kelas XI SMA dan MA

10. Sistem upah bagi hasil, yakni pemberian upah dengan memberikan

bagian tertentu kepada pekerja dari hasil (keuntungan) yang diperoleh.

Sistem ini biasa dipakai di sektor pertanian. Misalnya petani penggarap

mengerjakan sawah milik orang lain dengan bagi hasil separohan.

Artinya, bila sawah menghasilkan 2 ton beras, petani penggarap

mendapat 1 ton dan pemilik sawah juga mendapat 1 ton.

Di Indonesia pengusaha bisa

memilih sistem upah yang sesuai

untuk jenis perusahaannya. Akan

tetapi, pemerintah memiliki

kewajiban menetapkan berapa

besarnya upah minimum yang harus

diterima pekerja agar bisa hidup

layak. Berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 25 tahun 2000

mengenai kewenangan pemerintah

dan kewenangan provinsi sebagai

daerah otonom maka pemberlakuan

UMR (Upah Minimum Regional)

diubah menjadi UMP (Upah Mini-

mum Provinsi) dan UMK (Upah

Minimum Kota/Kabupaten). Dalam

hal ini, pemerintah kota/kabupaten tidak boleh menetapkan UMK di

daerahnya yang jumlahnya di bawah UMP yang sudah ditetapkan oleh

provinsi. Dalam peraturan pemerintah tersebut dinyatakan pula antara lain:

a.

UMP atau UMK hanya berlaku bagi pekerja yang memiliki masa kerja

kurang dari 1 tahun. Itu berarti bagi pekerja yang masa kerjanya lebih

dari 1 tahun berhak memperoleh upah di atas UMP atau UMK.

b.

Bagi pengusaha yang telah memberikan upah di atas UMP atau UMK

dilarang menurunkan upahnya.

Selain itu, pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 5

tahun 2003 yang mengatur pajak penghasilan bagi pekerja. Menurut

peraturan ini, bagi para pekerja yang menerima upah yang jumlahnya kurang

atau sama dengan UMP atau UMK, maka pemerintah wajib menanggung

atau membayar pajak penghasilan para pekerja tersebut. Peraturan ini

dikeluarkan dengan maksud mengurangi beban pajak para pekerja yang

upahnya kurang atau sama dengan UMP atau UMK.

Perhatikan tabel berikut.

Sumber: Sumber:

Sumber: Sumber:

Sumber:

www.kompas/com/.../0106/24/nasional/kond29.htm

Gambar 1.3.

Gambar 1.3.

Gambar 1.3.

Gambar 1.3.

Gambar 1.3.

Pemberlakuan UMR merupakan

kewenangan provinsi sebagai daerah otonom

Ketenagakerjaan dan Pengangguran

15

Tabel 1.1 Rata-rata Upah Maksimum dan Minimum Pekerja di

Berbagai Sektor per bulan (ribuan rupiah)

Sektor

Rata-rata upah minimum

Rata-rata upah maksimum

1993

1994

1995*

1993

1994

1995*

Perkebunan

170

240

272

1.835

1.835

1.927

Pertambangan dan penggalian

414

487

506

3.998

4.669

4.906

Industri

196

207

238

2.920

3.112

3.453

Bangunan

290

296

327

2.656

2.777

3.047

Listrik, gas dan air bersih

1 5 5

1 7 3

2 6 7

2.644

2.744

3.552

Perdagangan/bank dan asuransi

305

326

368

3.733

4.506

4.904

Perhubungan

223

467

494

2.805

4.311

4.399

Jasa-jasa

235

235

281

2.271

2.509

2.780

Sumber : Departemen Tenaga Kerja

“Protes Pekerja atas Draf Revisi UU Ketenagakerjaan”

Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Aburizal

Bakrie mengemukakan, rencana revisi Undang-undang Nomor 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan akan dimulai lagi dari awal. Jadi

tidaknya revisi tersebut masih akan diputuskan dalam forum tripartit

nasional.

Hal itu diutarakan menanggapi maraknya protes pekerja terhadap

draf revisi No. 13 tahun 2003. Paling tidak ada satu pasal yang diprotes

keras pekerja yakni mengenai pasangan.

Dalam UU No. 13/2003 disebutkan: “dalam hal terjadi pemutusan

hubungan kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon dan

atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang

seharusnya diterima.”

Akan tetapi, dalam draf revisi UU, ketentuan pasal itu ditambah

ketentuan tambahan, yaitu “pekerja/buruh yang berhak mendapat

pesangon adalah pekerja/buruh yang mendapat upah lebih rendah

atau sama dengan satu kali penghasilan tidak kena pajak (PTKP)”.

Berdasarkan Peraturan Menkeu No 137/PMK.03/2005 tentang

Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak, besaran PTKP

I N F O

16

Ekonomi Kelas XI SMA dan MA

sebesar Rp13,2 juta per tahun atau Rp 1,1 juta per bulan. Ketentuan

itu mulai diberlakukan 1 Januari 2006.

Dengan ketentuan itu, pekerja yang mendapat upah di atas Rp1,1

juta tidak berhak mendapatkan pesangon jika terjadi pemutusan

hubungan kerja.

Rata-rata Upah Maksimum dan Minimum Pekerja di Berbagai

Sektor per bulan (ribuan rupiah).

Tenaga Kerja

(Penduduk Usia Kerja)

Bukan Tenaga kerja

(Penduduk Bukan

Usia Kerja)

Angkatan Kerja

Pekerja

Pekerja Penuh

Setengah

menganggur

Pengangguran

Menurut Jam

Kerja

Menurut

pendapatan

Menurut

Produktivitas

Bukan Angkatan Kerja

P

E

N

D

U

D

U

K

1.

Arti kesempatan kerja

Arti kesempatan kerja

Arti kesempatan kerja

Arti kesempatan kerja

Arti kesempatan kerja:

suatu yang menunjukkan tersedianya lapangan kerja yang

siap diisi oleh pencari kerja.

2.

Hubungan jumlah penduduk, tenaga kerja, angkatan kerja dan

Hubungan jumlah penduduk, tenaga kerja, angkatan kerja dan

Hubungan jumlah penduduk, tenaga kerja, angkatan kerja dan

Hubungan jumlah penduduk, tenaga kerja, angkatan kerja dan

Hubungan jumlah penduduk, tenaga kerja, angkatan kerja dan

pengangguran

pengangguran

pengangguran

pengangguran

pengangguran

Hubungan tersebut tampak dalam skema berikut:

3.

Macam pengangguran

Macam pengangguran

Macam pengangguran

Macam pengangguran

Macam pengangguran

Berdasarkan lama waktu kerja:

a. Pengangguran terbuka

b. Setengah Menganggur

c.

Pengangguran terselubung

Berdasarkan penyebab:

a.

Pengangguran struktural, yaitu pengangguran yang disebabkan oleh terjadinya perubahan

struktur perekonomian.

b.

Pengangguran konjungtural, yaitu pengangguran yang disebabkan oleh pergerakan naik

turunnya kegiatan perekonomian.

c.

Pengangguran friksional, yaitu pengangguran yang disebabkan oleh pergeseran (friksi)

pekerja yang ingin berpindah kerja

d.

Pengangguran musiman, yaitu pengangguran yang disebabkan oleh perubahan musim atau

perubahan permintaan tenaga kerja secara berkala.

4.

Dampak pengangguran

Dampak pengangguran

Dampak pengangguran

Dampak pengangguran

Dampak pengangguran:

a. Menurunkan aktivitas perkenomian

b. Menurunkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita.

c. Meningkatkan biaya sosial

d. Menurunkan tingkat keterampilan kerja

e. Menurunkan penerimaan negara

RANGKUMAN

Sumber

:

Harian Kompas

Ketenagakerjaan dan Pengangguran

17

5. Cara mengatasi pengangguran

a.

Memindahkan tenaga kerja ke tempat yang lebih membutuhkan

b.

Membuka pendidikan dan pelatihan tenaga kerja

c.

Mendirikan industri dan proyek padat karya

d.

Meningkatkan perputaran modal dan tenaga kerja

e.

Menyadarkan masyarakat pentingnya menguasai teknologi modern

a.

Meningkatkan daya beli masyarakat

b.

Mengarahkan masyarakat menggunakan pendapatannya untuk membeli barang

dan jasa

c.

Menciptakan teknik-teknik pemasaran dan promosi yang menarik

Friksional

Menyediakan sarana informasi lowongan kerja yang cepat, mudah dan murah

a.

Memberikan latihan keterampilan kerja lain

b.

Segera memberikan informasi bila ada lowongan kerja di sektor lain

6. Upaya peningkatan kualitas tenaga kerja

a.

Jalur formal, seperti sekolah umum, sekolah kejuruan dan kursus-kursus.

b.

Jalur non-Formal

-

latihan kerja

-

magang

-

meningkatkan kualitas mental dan spiritual

-

meningkatkan pemberian gizi dan kualitas kesehatan

-

meningkatkan pengadaan seminar dan

workshop

yang berkaitan dengan pekerjaan

tertentu.

7. Sistem upah: ada 10 macam sistem upah yaitu

a.

sistem upah menurut waktu

b.

sistem upah menurut prestasi

c.

sistem upah borongan

d.

sistem upah premi

e.

sistem upah partisipasi

f.

sistem upah mitra usaha

g.

sistem upah indeks biaya hidup

h.

sistem upah skala berubah

i.

sistem upah produksi

j.

sistem upah bagi hasil

Di Indonesia pengusaha bisa memilih sistem upah yang sesuai dengan jenis perusahaannya.

Akan tetapi, pemerintah wajib menetapkan besarnya upah minimum agar pekerja bisa hidup

layak. Berdasar PP No. 25 tahun 2000 UMR (Upah Minimum Regional) diubah menjadi UMP

(Upah Minimum Propinsi) dan UMK (Upah Minimum Kota/Kabupaten). Selain itu pemerintah

mengeluarkan PP No 5 th. 2003 yang mengatur pajak penghasilan bagi pekerja yakni

menyatakan: bagi para pekerja yang menerima upah yang jumlahnya kurang atau

sama dengan UMP atau UMK maka pemerintah wajib menanggung atau membayar

pajak penghasilan para pekerja tersebut.

S

T

R

U

K

T

U

R

K

O

N

J

U

N

G

T

U

R

A

L

M

U

S

I

M

A

N

18

Ekonomi Kelas XI SMA dan MA

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1.

Suatu keadaan yang menunjukkan tersedianya lapangan kerja yang siap

diisi oleh pencari kerja disebut . . . .

A. keadaan kerja

D. angkatan kerja

B. lapangan kerja

E. tenaga kerja

C. kesempatan kerja

2.

Penduduk usia 15 sampai dengan 64 tahun yang sanggup bekerja bila

ada permintaan kerja disebut . . . .

A. angkatan kerja

D. karyawan

B. tenaga kerja

E. pencari kerja

C. pekerja

3.

Kelompok tenaga kerja yang ingin bekerja dan selalu berusaha mencari

pekerjaan disebut . . . .

Evaluasi Akhir Bab

angkatan kerja

biaya sosial

co partnership

demand of labour

kesempatan kerja

latihan kerja

magang

pekerja

pekerja penuh

penduduk

pengangguran

pengangguran friksional

pengangguran konjungtural

pengangguran musiman

pengangguran struktural

PHI

setengah pengangguran

sistem upah

sistem upah bagi hasil

sistem upah borongan

sistem upah indeks biaya hidup

sistem upah menurut prestasi

sistem upah menurut waktu

sistem upah mitrausaha

sistem upah partisipasi

sistem upah premi

sistem upah produksi

sistem upah skala berubah

sliding scale

tenaga kerja

UMK

UMP

UMR

Kata Kunci

Kata Kunci

Kata Kunci

Kata Kunci

Kata Kunci

Ketenagakerjaan dan Pengangguran

19

A. angkatan kerja

D. karyawan

B. tenaga kerja

E. pencari kerja

C. pekerja

4.

Kelompok angkatan kerja yang telah mendapat pekerjaan disebut . . . .

A. tenaga kerja

B. pengangguran

C. pekerja

D. wirausaha

E. wirausaha

5.

Apabila seorang bekerja 15 jam seminggu ia tergolong . . . .

A. pekerja penuh

B. pengangguran

C. pengangguran terbuka

D. setengah menganggur

E. pekerja sampingan

6.

Yopi bekerja sebagai pelayan restoran meskipun ijazah terakhirnya S-1

pertanian. Yopi tergolong . . . .

A. pekerja penuh

B. pengangguran

C. Pengangguran terselubung

D. pengangguran struktural

E. pengangguran siklikal

7.

Dani terpaksa menganggur karena tidak memiliki keterampilan bekerja

di pabrik. Dani hanya bisa bertani, Dani tergolong . . . .

A. pengangguran terselubung

B. pengangguran struktural

C. pengangguran musiman

D. pengangguran konjungtural

E. pengangguran friksional

8.

Fatma menganggur sambil menunggu panggilan kerja dari perusahaan

yang diincarnya, sebelumnya ia bekerja di perusahaan minuman. Dalam

hal ini Fatma tergolong . . . .

A. pengangguran terselubung

B. pengangguran struktural

C. pengangguran musiman

D. pengangguran konjungtural

E. pengangguran friksional

20

Ekonomi Kelas XI SMA dan MA

9.

Krisis ekonomi tahun 1997 telah menyebabkan terjadinya . . . .

A. pengangguran terselubung

B. pengangguran struktural

C. pengangguran musiman

D. pengangguran konjungtural

E. pengangguran friksional

10. Yang bukan merupakan dampak pengangguran adalah . . . .

A. meningkatkan biaya sosial

B. menurunkan penerimaan negara

C. menurunkan tingkat keterampilan kerja

D. menurunkan kejahatan

E. menurunkan aktivitas perekonomian

11. Meningkatkan daya beli masyarakat dan mengarahkan masyarakat

untuk membeli barang dan jasa merupakan cara mengatasi

pengangguran . . . .

A. terselubung

D. m

usiman

B. struktural

E. friksional

C. konjungtural

12. Memindahkan tenaga kerja ke tempat yang lebih membutuhkan dan

menyadarkan masyarakat akan pentingnya menguasai teknologi

modern merupakan cara mengatasi pengangguran . . . .

A. terselubung

D. m

usiman

B. struktural

E. friksional

C. konjungtural

13. Cara mengatasi pengangguran musiman adalah . . . .

A. memberi latihan keterampilan lain seperti mengelas dan menjahit

B. menempelkan iklan-iklan lowongan kerja di tempat-tempat umum

C. menciptakan teknik pemasaran untuk menarik pembeli

D. memindahkan tenaga kerja ke tempat yang membutuhkan

E. meningkatkan daya beli masyarakat

14. Menyelenggarakan sekolah umum dan sekolah kejuruan termasuk dalam

upaya peningkatan kualitas tenaga kerja melalui jalur . . . .

A. non-formal

B. formal

C. pendidikan khusus

D. latihan kerja

E. magang

Ketenagakerjaan dan Pengangguran

21

15. Yang bukan merupakan upaya peningkatan kualitas tenaga kerja melalui

jalur non-formal adalah . . . .

A. magang

B. latihan kerja

C. menyelenggarakan sekolah-sekolah

D. meningkatkan pemberian gizi

E. meningkatkan penyelenggaraan seminar dan workshop

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!

1.

Jelaskan kaitan penduduk, tenaga kerja, angkatan kerja, pekerja dan

pekerja penuh!

2.

Jelaskan perbedaan tenaga kerja dan bukan tenaga kerja!

3.

Sebutkan 3 kelompok setengah menganggur!

4.

Jelaskan pengertian pengangguran terbuka dan pengangguran

terselubung!

5.

Jelaskan pengertian pengangguran:

a. struktural

b. konjungtural

c.

friksional

d . musiman

6.

Jelaskan dampak pengangguran terhadap kehidupan ekonomi dan

sosial!

7.

Jelaskan cara mengatasi pengangguran struktural!

8.

Jelaskan cara mengatasi pengangguran musiman!

9.

Jelaskan pengertian sistem upah prestasi, borongan, partisipasi dan

indeks biaya hidup!

10. Apa saja yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000?

C. UKA (Usut Kasus)

“Kenaikan BBM dan Nasib Pekerja”

Tak jarang modal kerja pun mulai ikut tergerus untuk menutupi

meningkatnya biaya produksi akibat kenaikan BBM. Di sisi lain, tidak ada

keseimbangan atas peningkatan itu semua karena daya beli masyarakat tidak

tumbuh.

“Jangankan menaikkan harga untuk mengimbangi kenaikan biaya

produksi, membeli dengan harga yang lama pun masyarakat sudah tidak

mampu,” kata panelis tersebut.

Akibatnya, stok produksi melimpah. Stok itu tak hanya menumpuk di

tangan produsen, tetapi juga di tangan distributor dan agen. Bukti paling

nyata adalah data perdagangan otomotif, elektronik, tekstil dan produk

22

Ekonomi Kelas XI SMA dan MA

tekstil, serta berbagai produk makanan yang begitu rendah diserap pasar.

Akibatnya, beberapa pabrik otomotif di Indonesia merumahkan

karyawannya.

Kisah sedih itu bukan sekadar isapan jempol sang panelis. Raksasa

industri makanan yang ada di Indonesia pun pada awal Januari 2006 sudah

mengibarkan bendera kuning bahwa mereka akan memberhentikan sekitar

4.500 pekerjanya.

Itu baru dari satu pabrik. Belum lagi kita bicara di industri tekstil dan

produk tekstil, industri sepatu, kayu olahan, dan kayu lapis. Dari berbagai

sektor industri manufaktur tersebut paling tidak ribuan orang setiap minggu

masuk menjadi anggota pengangguran baru.

Mau bukti, datang saja ke kantong-kantong industri yang terdekat,

seperti di Bekasi, Tangerang, Banten, dan Bogor. Lihat apakah masih ada

lampu yang menyala penuh di berbagai pabrik tersebut pada malam hari.

Jawabannya pasti tidak. Sinar lampu yang ada pun terlihat redup karena

menurunnya aktivitas produksi.

Sumber:

Harian Kompas

Setelah membaca informasi di atas, jawablah pertanyaan berikut:

1.

Coba jelaskan hubungan kenaikan BBM dengan PHK (Pemutusan

Hubungan Kerja)! Betulkah kenaikan BBM menyebabkan maraknya

PHK?

2.

Menurut pendapatmu, apa yang sebaiknya dilakukan pemerintah untuk

mengatasi pengangguran yang akan terus bertambah?